Bagaimana saya menghayati prinsip dasar
etika profesi keguruan di dalam kehidupan sehari-hari?
“Menjadi seorang guru mungkinlah bukan merupakan
cita-cita saya sejak awal. Kata “GURU” sepertinya begitu asing bagi saya,
sampai saya masuk dan belajar di sekolah keguruan ini, STKIP St. Paulus. Dari
sini saya mulai mengenal kata “GURU”
,dan dari hari ke hari mencoba mendalami dan meresapi apa sebenarnya yang ada
di balik kata “GURU” ini.”
Menurut saya, guru adalah sebuah profesi
yang paling mulia di muka bumi ini.
Menjadi guru tidak hanya sebatas menjadi pengajar mata pelajaran. Ini lebih
dari itu. Menjadi seorang guru adalah menjadi “pembentuk” manusia; membentuk
manusia yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak berakhlak menjadi berakhlak,
dan membentuk manusia menjadi seorang yang akan berguna di kemudian hari.
Saya pikir, hal-hal inilah yang menjadi
dasar segala kode etik keguruan yang pernah dibuat; bahwa hasil dari apa yang
kita terapkan dalam kode etik keguruan adalah kesuksesan siswa-siswa kita. Kode
etik keguruan dibuat bukan agar sang guru bisa menjadi guru yang baik dan
“keren”, tetapi lebih dari itu bahwa justru kode etik itu diharapkan bisa
memberi dampak positif kepada siswa. Nah, jadi mengapa disebut kode etik
keguruan? Itu karena kode etik ini dibuat untuk guru, yang secara tidak
langsung memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan siswa.
Guru adalah teladan bagi siswanya.
Bagaimana sikap dan kelakuan guru adalah patokan bagi siswanya untuk bertindak
dan menjalani kehidupannya sehari-hari. Guru yang baik dan profesional adalah
guru yang menjalankan semua kode etik keguruan yang telah dibuat, mulai dari
etika berbangsa dan bernegara, beragama, berorganisasi, profesi, berelasi,
bermasyarakat, dan peduli lingkungan. Ketika seorang guru lalai menjalankan
kode etik keguruannya, maka secara tidak langsung dia memberi pengaruh negatif
bagi siswanya. Guru adalah teladan. Teladan yang baik akan menghasilkan
peneladan yang baik pula.
Jadi, bagaimana saya menghayati prinsip
dasar etika profesi keguruan di dalam kehidupan sehari-hari? Sebagai seorang
calon guru, saya mencoba menghayati kode etik keguruan ini dengan cara menjadi
teladan yang baik dalam keluarga, sekolah, dan kehidupan bermasyarakat. Menjadi
teladan bukannlah hal yang mudah. Untuk menjadi teladan yang baik, kita harus
belajar bagaimana caranya, dan mencoba melupakan ego kita.
Saya selalu memulai menjadi teladan dengan
hal-hal sederhana yang saya pikir walaupun tidak begitu besar, setidaknya itu
sedikit demi sedikit akan memberikan perubahan bagi orang yang menyadari apa
maksud dari apa yang saya lakukan. Hal-hal sederhana itu misalnya, dalam
berelasi dan berkomunikasi, saya berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata
kotor. Walaupun dengan teman dekat sekalipun. Hal yang lain lagi, ketika saya
mempunyai sampah untuk dibuang, saya akan berpura-pura menanyakan dimana tempat
sampah berada. Menurut saya pribadi, ketika teman-teman saya menangkap apa arti
dari yang saya lakukan dan sedikit demi sedikit berubah, saya sudah menjadi
teladan baik.
0 komentar:
Post a Comment
No SARA ya Guys...