Thursday, December 13, 2018

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA PERANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

Filsafat adalah ilmu yang sangat luas (komprehensif) yang berusaha memahami masalah yang muncul dalam lingkup manusia secara keseluruhan. Filsafat sangat dibutuhkan oleh manusia dalam upaya menjawab pertanyaan yang muncul di berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban semacam itu juga digunakan untuk mengatasi berbagai masalah menyangkut berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Filsafat mencoba memahami kehidupan manusia dan bagaimana kehidupan ini harus dijalani, untuk apa manusia berjuang, bagaimana kondisi martabat manusia, dan upaya apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai dasar yang sangat penting dalam setiap peradaban bangsa.
Oleh sebab itu, filsafat memilki peran sebagai alat bantu memecahkan masalah-masalah pendidikan. Filsafat dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah pendidikan secara sistematis, cermat, waspada, ketat, dan teliti. Oleh karena itu, di samping adanya hubungan antara filsafat dan pendidikan maka tentu filsafat memiliki fungsi yang signifikan terhadap pendidikan sehingga  filsafat bisa digunakan dalam membantu mengembangkan pendidikan baik secara praktis maupun teoritis dalam wacana menuju pendidikan yang ideal.

BAB II
HUBUNGAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengertian
1. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, kata filsafat, berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Philoshophia. Kata Philes berarti cinta, senang, suka dan kata Shopia berarti pengetahuan., hikmah, dan kebijaksanaan (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2007: 9). Dengan demikian, secara etimologis, filsafat dapat diartikan sebagai cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Al-Kindi mengartikan kata filsafat dengan kegiatan manusia tingkat tertinggi yang merupakan pengetahuan yang benar mengenai hakikat segala yang ada bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran (Anas Salahudin, 2011:19). Selain itu, menurut Henderson, Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar akarnya mengenai segala sesuatu yang ada. “philosophy means the attempt to conceive and present inclusive and systematic view of universe and man’s in it” (Uyoh Sadulloh, 2012:16). Imamanuel Kant, juga mengartikan filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu apakah yang harus diketahui?, apakah yang seharusnya kita ketahui dan kerjakan?, sampai dimanakah pengharapan kita?, apakah yang dinamakan manusia? (Djumransah, 2006:8).

2. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat yang membahas pertanyaan filosofis mengenai sifat, tujuan, dan masalah pendidikan. Randal Curren mengemukakan bahwa filsafat pendidikan adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafati dalam praktik pendidikan. Kneller (1971: 4) juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan bersandar pada filsafat umum atau filsafat formal: artinya masalah-masalah pendidikan juga merupakan bagian dari cara berpikir filsafat secara umum. Masalah yang paling mendasar dari filsafat pendidikan adalah bahwa mengenai tujuan: apa tujuan yang tepat dan membimbing cita-cita pendidikan? Pertanyaan terkait menyangkut evaluasi: kriteria apa yang tepat untuk mengevaluasi upaya pendidikan, institusi, praktik, dan produk? Masalah penting lainnya melibatkan otoritas negara dan guru, dan hak-hak siswa dan orang tua; karakter cita-cita pendidikan yang diakui seperti pemikiran kritis, dan konon fenomena yang tidak diinginkan seperti indoktrinasi; cara terbaik untuk memahami dan melakukan pendidikan moral; berbagai pertanyaan tentang pengajaran, pembelajaran, dan kurikulum; dan banyak lagi.

B. Hubungan Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Di berbagai bidang sains kita sering mendengar istilah vertikal dan horizontal. Istilah ini juga akan didengar di cabang-cabang filsafat dan bahkan filsafat pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horizontal, memanjang ke samping, yaitu hubungan antara cabang-cabang disiplin yang berbeda satu dengan lainnya, yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan di bidang kehidupan, yaitu ilmu filsafat dalam menyesuaikan masalah pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan adalah pola pemikiran atau pendekatan filosofis untuk masalah pendidikan dan pengajaran.
Filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik atau turun dengan cabang pendidikan lainnya, seperti pengantar pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, pendidikan komparatif dan filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu ini adalah hubungan antara tingkat penguasaan dan pendalaman kelompok pengetahuan serupa.
Oleh karena itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu ilmu yang diterapkan adalah cabang ilmu yang berfokus pada penerapan pendekatan filosofis ke bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia dan mata pencahariannya secara umum dan manusia yang berprofesi sebagai pendidik atau guru khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan yang ditulis oleh Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi, Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan pendidikan sangat dekat satu sama lain. Kekuatan hubungan ini disebabkan oleh karena  dua disiplin tersebut menghadapi masalah filosofis bersama-sama.
Hubungan fungsional antara filsafat dan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
Filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).

C. Peran Filsafat dalam Dunia Pendidikan
Tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan mengunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah- masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan- pertanyaan filosofis, yang memerlukan Pendekatan filosofis pula dalam memecahkannya. Analisa filsafat terhadap masalah- masalah kependidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori- teori pendidikan.disamping itu jawaban- jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis dan aliran fisafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya, menunjukan pandangan- pandangan tertentu, yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara legih rinci dapapt diuraukan sebagai berikut :
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.
2. Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
3. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut :
Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan Negara.

BAB III
PENUTUP

Filsafat adalah ilmu yang sangat luas (komprehensif) yang berusaha memahami masalah yang muncul dalam lingkup manusia secara keseluruhan.  Sementara pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan, yaitu filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli, filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata dan filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogik).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, I. dan Jalaluddin. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Sadulloh, Uyoh. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Djumransjah. 2006. Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publishing.
Kneller, George F. 1971. Introduction to the Philosophy of education. New York: John Wiley & Sons, Inc

0 komentar:

Post a Comment

No SARA ya Guys...